Selasa, 05 Februari 2013

Stress Dengan Masalah Yang Tidak Kunjung Terselesaikan




Bapak Stess bingung dengan masalah di perusahaan yang tidak kunjung terselesaikan, banyak masalah sehingga waktu Bapak Stress habis untuk menyelesaikan masalah sehari-hari yang timbul tenggelam. Masalah sehari-hari ditambah target masing-masing departemen yang tidak pernah tercapai, membuat Bapak Stress jadi tambah frustasi.  Berbagai upaya sudah dilakukan termasuk memberi motivasi hingga menetapkan skema insentif terhadap departemen yang berhasil mencapai target, melakukan evaluasi pencapaian target dengan frekuensi yang lebih sering, lebih sering terjun  memonitor operational, namun tetap saja masalah tidak kunjung terselesaikan. Frustasi dengan masalah tersebut, akhirnya Bapak Stress memutuskan untuk merekruit GM yang diharapkan bisa menyelesaikan masalah ini. Berikut hasil interview dengan 3 GM yang direkam
1.     GM A, pengalaman 15 tahun di perusahaan ternama dan juga merupakan salah satu perusahaan terbaik di Indonesia sejak 30 tahun yang lalu. GM A menyatakan bahwa problem terjadi karena orang. Di tempat kerjanya sekarang semua orang memiliki tanggung jawab yang baik, sehingga pekerjaan jadi beres. Solusi mengatasi masalah ini adalah dia akan melakukan review orang-orang yang ada di perusahaan dan mengganti orang-orang yang menurut dia tidak bagus. Ketika GM A ditanya apakah masalah di perusahaan Bapak Stress sama dengan masalah di tempat kerja GM A ? GM A menyatakan bahwa semua perusahaan masalahnya sama, karena orang, kalau orangnya bagus perusahaannya juga akan bagus.
2.    GM B, pengalaman 20 tahun di perusahaan sedang-sedang saja. GM B menyatakan bahwa masalah di perusahaan biasanya terjadi karena kurangnya kontrol terhadap pengendalian operational. Seorang GM harus mau turun memantau operational sehari-hari, jangan hanya duduk di kursi saja. Ketika ditanya apakah dia akan melakukan perubahan di perusahaan Bapak Stress, GM B menyatakan bahwa perubahan tidak perlu, yang perlu dilakukan adalah perketat sistem kontrol operational rutin, dengan di operational yang diperketat, permasalahan akan lebih cepat ketahuan sehingga masalah akan berkurang.
3.    GM C, pengalaman 17 tahun di perusahaan besar yang namanya belakangan ini ramai diperbincangkan karena dianggap berhasil melakukan proses transformasi. GM C menyatakan yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah mengajak semua orang untuk melakukan perubahan. Ketika GM C ditanya apa yang akan dirubah ? GM C menyatakan bahwa hal tersebut sangat tergantung dengan kondisi di perusahaan, intinya jangan terfokus untuk mengurusi operational sehari-hari, tapi pikirkan perubahan apa bisa dilakukan untuk menjadi lebih baik. Lebih lanjut Bapak Stress menyatakan bahwa Perusahaan sebenarnya sudah baik, buktinya perusahaan tumbuh terus jadi besar. Menurut Bapak Stress yang diperlukan adalah bagaimana mengendalikan operational perusahaan. Bapak Stress juga takut akan resiko perubahan. GM C kemudian menyatakan bahwa pengendalian operational bukan merupakan tanggung jawab Manajemen, tanggung jawab manajemen adalah melakukan perubahan.
Apa pendapat Anda mengenai tawaran solusi dari masing-masing GM tersebut ? Anda boleh setuju, tidak setuju atau mengkritisi pendapat dari masing-masing calon GM tersebut. 
Note : Cerita tersebut diatas adalah cerita fiktif, jika ada kemiripan itu hanya merupakan kebetulan saja.

Regards

Imanuel Iman
Penulis buku Transforming Organization