Kamis, 28 Juli 2016

Contoh Penerapan Risk Based Thingking Pada Proses Penjualan



Apa manfaat dari Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 diperusahaan Anda?
1.      Dokumen menjadi rapi ? (IYA)
2.      Peningkatan mutu/ kualitas ? (BELUM TENTU)
Hasil survey oleh salah satu badan sertifikasi terhadap 220 perusahaan, menyatakan bahwa perbaikan pada dokumen merupakan manfaat nomor 1, sedangkan peningkatan kualitas menempati urutan ke-7. Padahal ISO 9001 merupakan sistem manajemen mutu (bukan sistem manajemen dokumen).

Untuk itu agar perusahaan dapat merasakan manfaat dari penerapan ISO 9001, maka ISO 9001:2015 meminta perusahaan menerapkan sistem berbasis resiko (Risk Based Thinking). Perusahaan harus merubah cara pengelolaan ISO 9001 dari fokus pada pembuatan dokumen menjadi fokus pada pencegahan resiko guna tercapainya performa perusahaan, artinya sistem manajemen mutu (ISO 9001) dinyatakan efektif jika performa perusahaan meningkat dari waktu ke waktu.

BERIKUT ADALAH SALAH SATU CONTOH PENERAPAN RISK BASED THINKING PADA PROSES PENJUALAN


PENULIS : AGUS WAHYUDI – SENIOR CONSULTANT SENTRAL SISTEM CONSULTING


Apakah "Compliance Obligation" didalam ISO 14001:2015 sama dengan "Legal & Others Requirement" pada ISO 14001:2004?


 
     Penulis : Dody Indra Wisnu

Untuk lebih mengetahui dan memahami penerapan ISO 14001:2015, Ikuti Public Training
“Awareness & Workshop ISO 14001:2015” pada 23-24 Agustus 2016 @Hotel Zuri Express Lippo Cikarang

INFO LEBIH LANJUT, HUBUNGI :
Sentral Sistem Consulting
(021)-29067201
CP : Novi 0896 9001 5541 & Ayu 0895 33039 7926 


Kapan Perusahaan Anda Tutup?



Kapan Perusahaan Anda Tutup?

Judul tersebut di atas mungkin terlihat mengejek atau sinis, tapi jujur saya menyatakan hal di atas karena melihat banyak perusahaan sekarang ini sudah merugi atau menuju pada kerugian. Coba saja anda perhatikan kalkulasi matematika sederhana sebagai berikut:
·         UMR tahun 2010 masih 1,1 juta rupiah, sekarang ini UMR sudah mencapai 3,1 juta rupiah, berarti sudah naik 200%
·         Bicara product costing, pada umumnya biaya manpower menyumbang 20% - 30%.
·         Dengan kenaikan salary 200% dan tanpa adanya peningkatan efisiensi, berarti terjadi kenaikan biaya manpower sebesar: 30% + 200% x 30% menjadi 90%
·         Belum lagi kalau kita menghitung kenaikan biaya lainnya seperti listrik, inflasi, dll
·         Secara sederhana, tanpa adanya peningkatan efisiensi ekstrim, biaya produksi sudah meningkat sangat tajam, bisa mencapai 200%  lebih.
Sekarang, coba kita lihat dari sisi penerimaan. Berapa persen kenaikan harga produk Anda dari tahun 2010 ke 2015? Apakah kenaikan produk mencapai 200%? Jika tidak dan tanpa disertai dengan efisiensi ekstrim, maka Perusahaan akan tutup. Dan kita sedang memasuki fenomena ini. INI NYATA, BUKAN FIKTIF. Beberapa perusahaan sudah merugi dan banyak perusahaan yang sedang menuju ke arah merugi. Perhatikan grafik dibawah ini :



Saatnya untuk bangun dan segera melakukan efisiensi ekstrim, atau perusahaan Anda akan mati. “IMPROVEMENT OR DIE”

Penulis : Imanuel Iman