Mengukur Keberhasilan Perusahaan
Dalam beberapa kesempatan pelatihan maupun seminar, saya sering mengajukan pertanyaan ke peserta, “Bagaimana cara mengukur keberhasilan atau kesehatan perusahaan?” Ternyata hampir semua peserta memberikan jawaban yang relatif sama. Ukuran keberhasilan perusahaan dilihat dari besaran laba yang mampu dihasilkan oleh perusahaan.
Namun sebenarnya laba atau keuntungan perusahaan, tidak bisa dijadikan ukuran keberhasilan atau ukuran kesehatan suatu perusahaan. Mengapa? Karena laba hanya menceritakan gambaran masa lampau. Misal, laporan keuangan PT A mengambarkan laba perusahaan tahun 2006 sebesar 1,5 milyar. Itu artinya performa perusahaan masa lampau (tahun 2006) yakni laba senilai 1,5 milyar.
Namun apakah ada jaminan bahwa laba perusahaan akan menjadi lebih baik atau minimal sama pada tahun-tahun berikutnya? Banyak kita saksikan perusahaan berhasil meraih laba besar pada tahun tertentu, kemudian pada tahun berikutnya perolehan laba menurun. Atau sebaliknya perusahaan yang awalnya merugi (menggunakan ukuran finansial artinya perusahaan tersebut tidak berhasil), ternyata berhasil menghasilkan laba lebih besar di tahun-tahun berikutnya.
Oleh karena itu, kita tidak bisa mengukur keberhasilan atau kesehatan perusahaan dari satu sisi performa keuangan saja. Kita harus melakukan pengukuran pada beberapa faktor lainnya, misalnya:
- Performa kepuasan pelanggan. Jika perusahaan tidak mampu menjaga kepuasan pelanggan, pelanggan akan beralih ke perusahaan lain. Dalam jangka menengah, kondisi ini akan berdampak pada penurunan penjualan dan citra perusahaan yang memburuk. Jika kondisi ini terus terjadi, pada akhirnya bisa mengancam kelangsungan hidup perusahaan.
Sebaliknya, jika perusahaan berhasil menjaga kepuasan pelanggan, akan terjadi retensi pelanggan. Dengan adanya retensi pelanggan, penjualan akan beranjak naik (penjualan yang berasal dari pelanggan baru ditambah pelanggan lama). Jika kondisi ini bisa diterus dipertahankan, perusahaan akan mampu hidup dalam jangka panjang.
b. Performa proses internal.
- Jika kita tidak mengontrol proses internal, proses akan berjalan dengan tidak terkendali. Proses yang tidak terkendali akan berdampak pada output produk atau jasa yang tidak sesuai keinginan pelanggan.
- Jika kita tidak mengontrol efisiensi, pengeluaran akan membengkak. Pengeluaran yang membengkak bisa mengurangi keuntungan atau bahkan mengakibatkan kerugian pada perusahaan.
c. Performa pembelajaran. Jika kita tidak mendidik karyawan dengan baik, dampaknya karyawan menjadi kurang kompeten. Karyawan yang kurang kompeten dapat mengakibatkan proses produksi dan atau jasa berjalan dengan tidak baik sehingga output produk menjadi kurang bermutu. Output produk yang kurang bermutu bisa mengakibatkan pelanggan tidak puas, dan akhirnya pelanggan pindah ke produk lain.
Jadi ukuran Keberhasilan Perusahaan harus dilihat dari banyak aspek yang saling mempengaruhi satu sama lain
Ikuti terus diskusi mengenai metode penetapan target, dan dapatkan pembahasan detilnya dalam buku “Transforming Organization”
Imanuel Iman
Sentral Sistem Consulting