Pernyataan tersebut selalu menimbulkan perdebatan sengit.
Orang sistem pada umumnya setuju dengan pernyataan tersebut, namun bagi yang
“Pro orang”, tentu saja tidak setuju dengan pernyataan ini. Masing-masing
memiliki argumen yang masuk akal dan benar.
·
Ada yang berargumen: “Walaupun tidak ada sistem,
tapi kalau orangnya benar, maka masalah tidak akan terjadi”
·
Ada juga yang berkata : “Bisa saja sistem
sudah bagus, tapi kalau orangnya tidak mau mengikuti sistem, maka tentu saja
Orang-nya yang salah, bukan sistem !!”
Semua argumen tersebut benar dan masuk akal. Tapi saya ingin
membahasnya dari sisi yang lain, sisi definisi sistem versi Sentral Sistem
Consulting, bahwa “Sistem adalah arahan baku untuk bekerja dengan tanpa
kesalahan, bekerja dengan lebih efisien”. Bahwa ketika masih ada masalah
artinya Sistem masih belum baik.
No
|
Kategori masalah
|
Solusi
|
1
|
Masalah yang terjadi karena tidak ada sistem yang
mengatur. Karena tidak ada sistem yang mengatur, maka orang bisa saja
mengintepretasikannya dengan keliru.
|
BUAT SISTEM supaya persepsi setiap orang sama
|
2
|
Masalah yang terjadi karena perbedaan persepsi.
Contoh sederhana : Nani, seorang Ibu rumah tangga cerita kalau pembantunya
jorok. Pertanyaannya “Jorok versi siapa ?”. Bisa saja menurut Nani kondisi
tersebut jorok, tapi menurut pembantunya Nani yang sudah terbiasa hidup
dirumah kumuh, hal tersebut tidak masuk kategori jorok J
|
BUAT SISTEM untuk menyamakan persepsi
|
3
|
Orang melakukan kesalahan tidak dengan sengaja, misalnya
lupa. Contoh sederhana lupa membawa dompet. Kondisi lupa juga bisa terjadi di
pekerjaan. Lupa sering juga diartikan “Human Error”, apakah kita bisa
memaklumi suatu masalah yang terjadi karena faktor lupa atau Human Error ??
|
BUAT SISTEM pokayoke atau anti salah. Contoh sederhana
colokan pada computer yang lubang inputnya berbeda. Contoh lain : Child lock
pada pintu mobil yang membuat mobil tidak bisa dibuka dari dalam oleh anak
kecil yang belum mengerti
|
4
|
Orang melakukan kesalahan dengan sengaja, misalnya kasus
korupsi. Kasus korupsi terjadi karena adanya interaksi dari 2 faktor :
Niat
Dan Kesempatan
Apakah kita bisa membuat semua memiliki Niat yang baik ?
Saat ini rasanya belum bisa. Bahkan kita menyaksikan korupsi yang merajalela,
seolah orang tidak takut sama Tuhan. Korupsi pada departemen Agama yang
seharusnya menjadi garda depan moral kita.
|
BUAT SISTEM untuk menutup peluang. Contoh :
·
Menghindari calo, pakai e-ticketing plus KTP.
·
Menghindari penyelewengan dana bantuan untuk
orang miskin oleh oknum petugas à
gunakan sistem transfer langsung melalui kartu yang dimiliki langsung oleh
orang miskin tersebut
|
Jika solusi dari semua masalah adalah lewat perbaikan pada
sistem. Lalu apakah orang tidak memiliki peran ??
·
TENTUNYA ORANG TETAP MEMILIKI PERAN, YAITU
MENCIPTAKAN SISTEM UNTUK KITA, ORANG LAIN DAN GENERASI KITA BERIKUTNYA.
·
Ganjaran terbaik untuk orang yang melakukan
kesalahan dengan tidak sengaja adalah menghukumnya dengan tuntutan “Memikirkan
sistem untuk mencegah kesalahan terulang”.
·
Ganjaran untuk orang yang melakukan kesalahan
dengan sengaja, tentu saja adalah Punishment untuk orang tersebut, tapi selain
punishment, kita pun perlu melakukan perbaikan sistem untuk menutup peluang
orang lain yang memiliki niat buruk untuk berbuat kesalahan. Dengan menutup
peluang, kita pun sudah berjasa untuk mencegah orang melakukan suatu perbuatan
dosa...
Salam Sistem..
Regards
Imanuel Iman
Re-engineering mindset