Saling Tuding
Ketika kita sedang menghadapi masalah, sering kali kita melakukan saling tuding, menganggap masalah terjadi karena external
· Project tidak selesai karena pembeliannya lambat
· Bagaimana saya mau jualan kalau minta estimasi harga saja lambat ?
· Finance/ accounting itu kan prosesnya diakhir, kalau saya tidak diinfokan bahwa ada pengiriman untuk penggantian reject, bagaimana saya bisa tahu ?
· Kalau data laporan QC ke customer tidak dirubah, produk kita akan ditolak, nanti kalau ditolak saya yang disalahkan
· Proses pembelian lambat bukan karena saya, tapi mandeknya di Bos, proses approvalnya masih di Bos dan Bosnya belum datang
· Saya dikasih tugas meneruskan masalah orang, jadi kalau terlambat bukan karena saya, saya saja yang ketiban masalah
Akibatnya suasana kerja menjadi tidak nyaman, semua saling menyalahkan. Terlalu banyak energi yang kita habiskan hanya untuk melakukan saling tuding, mencari siapa yang harus bertanggung jawab.
Padahal sering kali masalah terjadi karena ketidakjelasan sistem. Si A berpikir harusnya begini, Si B berpikir harusnya begitu, si C bilang harusnya Beginu. Seharusnya ketika kita menghadapi masalah, adalah tidak penting untuk melakukan saling tuding, mencari siapa yang harus disalahkan, tapi yang perlu adalah mencari solusi untuk memecahkan masalah tersebut. Energi kita seharusnya lebih diarahkan kepada solusi, bekerja sama menetapkan solusi kedepan.
Berikut ini adalah case study saling tuding; semua bagian tahu ada masalah, namun tidak ada yang bergerak untuk mencari solusi pemecahan masalah. (saling mengandalkan). Case study halaman 131-135 buku transforming organization.
Dapatkan puluhan case study nyata lainnya dalam buku Transforming Organization.
Penulis Buku
Transforming Organization
Imanuel Iman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar