Semua perusahaan,
tentunya, ingin selalu menjadi lebih baik. Untuk itu berbagai macam usaha
dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, seperti mencoba meningkatkan motivasi
karyawan, memberikan reward bagi personal yang berhasil mencapai target,
melakukan benchmark ke perusahaan-perusahaan terbaik, mencoba menerapkan
berbagai metode manajemen yang telah diakui dan berhasil diterapkan oleh
perusahaan-perusahaan besar, dan lain sebagainya. NAMUN TIDAK JARANG USAHA
TERSEBUT KURANG MEMBERIKAN HASIL YANG MEMUASKAN.
Sering kali perusahaan sangat bersemangat ketika program
baru dimulai, namun seiring dengan waktu, ketika program tersebut tidak kunjung
memberikan hasil, stamina perusahaan kendur dan akhirnya program tidak berhasil
membawa perubahan. Celakanya ketika program tidak berhasil, sering terjadi
saling salah menyalahkan antar bagian, Manajemen menganggap penyebab kegagalan
adalah karyawan yang susah dirubah, karyawan menganggap manajemen tidak tegas,
komisaris menganggap Direktur gagal, Direktur menganggap bahwa dia tidak bisa
menyelesaikan masalah perusahaan sendirian, konsultan menganggap klien susah
dirubah, perusahaan menganggap konsultan tidak kualified, dan sebagainya.
Menjalankan perubahan memang tidak mudah, banyak faktor
yang mendasari kenapa perubahan itu sulit dilakukan. Berdasarkan pengamatan
saya, ada beberapa faktor yang menyebabkan perubahan sulit dilakukan atau
program improvement / program transformasi di perusahaan sering tidak
berjalan.
1.
Perusahaan
sibuk mengurusi rutinitas.
Waktu manajemen habis untuk mengurusi operasional sehari-hari. Setiap hari
sudah pulang malam, banyak masalah yang harus diselesaikan. Manajemen terjebak
pada kondisi “Manajemen Pemadam Kebakaran”, sibuk menyelesaikan problem rutin,
memadamkan api ketika terjadi kebakaran.
2.
Kita
merasa lingkungan susah untuk dirubah. Pengalaman saya banyak juga orang yang selalu merasa
bahwa perubahan susah dilakukan karena faktor eksternal yang kurang mendukung.
Mereka selalu berkata bahwa masalah terjadi karena “Dia” sehingga “Saya”
tidak bisa berbuat apa-apa.
3.
Hambatan
internal - Mental Blok (bisa sih tapi ….., susah…., ini sudah maksimal, dll). Kondisi seperti ini juga sering saya temukan, banyak
sekali mitos-mitos yang berkembang yang menyebabkan orang merasa “tidak
mampu” atau merasa “sudah tidak bisa diapa-apakan lagi” yang akhirnya
membuat kita menjadi statis.
4.
Hambatan
pengetahuan. Ketika perusahaan
sudah tidak memiliki hambatan motivasi untuk berubah, namun karyawan tidak
dibekali dengan pengetahuan yang memadai, akibatnya karyawan hanya bisa
menelurkan ide-ide berdasarkan intuisi / pengalaman. Apalagi, menghadapi
karyawan hanya memiliki pengetahuan terbatas dan pengalaman di satu tempat, ide
improvement yang bisa dilakukan tentunya menjadi terbatas. Untuk itu diperlukan
training-training yang lebih bersifat teknis detil operasional untuk
bisa membantu karyawan menciptakan sistem yang lebih efektif dan
efisien.
Hambatan-hambatan inilah yang perlu dipertimbangkan oleh
perusahaan dalam menjalankan proses PERUBAHAN atau TRANSFORMASI,
tanpa memahami hambatan-hambatan ini, apapun program yang dijalankan sering
kali menjadi sia-sia (Sharing Artikel: Bapak Imanuel Iman – Penulis
Transforming Organization).
Jangan terlewatkan sharing event Transformasi Perusahaan, Kamis, 28 Juni 2012,
Jam 13:00- 16:00 WIB.
Segera Hubungi Sentral Sistem Consulting
( 021-29067201-3)
untuk Registrasi di Sharing Event Transformasi Perusahaan
(Berlaku discount 25 % untuk Anggota Milis Sentral Sistem sebelum 25 Juni
2012)
salam Transforming,
Imanuel Iman
@imanueliman_ssc