Terkadang sadar atau tidak disadari, budaya kita
mengajarkan budaya sopan santun. Budaya yang bagus untuk ditiru karena kita
memang perlu memiliki sopan santun dalam keluarga maupun dalam pergaulan.
Namun
sering kali terjadi plesetan pemahaman akan budaya sopan santun terutama
dalam hal “menegur orang yang salah”. Akibat penempatan pemahaman yang keliru,
sering kali secara sadar atau tidak sadar kita jadi pindah fokus dari ISI
TEGURAN ke CARA MENEGUR.
Joni menegur Badu yang main games selama jam kantor,
tidak terima dengan teguran tersebut Badu kemudian marah, sehingga terjadi
keributan di kantor. Soni Manager perusahaan kemudian memanggil kedua orang
tersebut. Badu mengakui bahwa dia salah, namun dia tidak suka dengan cara
menegur Joni. “Saya tahu saya salah, tapi Joni kan bisa bicara baik-baik. Cara
menegurnya tidak sopan!!”. Lalu bagaimana reaksi Soni?
1. Menegur Joni untuk bisa lebih baik
dalam hal penyampaian, sehingga orang yang ditegur tidak merasa tersinggung?
2. Atau menekankan pada “ISI” daripada “CARA” ke Badu ?
2. Atau menekankan pada “ISI” daripada “CARA” ke Badu ?
Soni : “Badu Kamu kenapa
Ribut?”
Badu : “Saya tahu saya salah Pak,
tapi cara menyampaikannya tidak boleh begitu”
Soni : “Saya tanya ke kamu,
kenapa ribut?”
Badu : “Iya Pak, saya tahu saya
salah, tapi Joni kan bisa menyampaikannya dengan baik-baik”
Soni : “Saya ulang ya, kenapa
kamu ribut?”
Badu : “Kan tadi saya sudah bilang
pak. saya ngaku salah, tapi karena Joni menegur tidak sopan,
saya jadi
tersinggung.”
Soni : “Maaf ya, saya tanya kenapa
kamu ribut, tetapi kamu fokus ke “cara” menegur yang
menurut kamu tidak sopan.
Tidak sopan itu relatif, versi kamu tidak sopan, tapi
versi Joni
itu biasa. Kamu seharusnya tidak fokus ke cara, kamu seharusnya
lebih fokus ke “ISI”.
Ketika kamu fokus ke “ISI”, maka kamu
akan berpikiran lebih jernih. Teguran adalah suatu
inputan untuk membuat orang
menjadi lebih baik.”
Sadar
tidak disadari seringkali kita sendiri mengalami “Gagal Paham”, untuk lebih
fokus ke “CARA” daripada “ISI”. Sehingga kita terpancing untuk lebih fokus
mengkritisi orang yang menyampaikannya dengan “Cara” yang kita anggap tidak
sopan daripada “ISI”-nya.
Menurut
saya sebaiknya kita perlu lebih fokus mendidik orang, menciptakan budaya yang
lebih fokus pada “ISI” daripada “Cara”, supaya tidak terjadi “Gagal Paham”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar