Dalam melakukan
pekerjaan sehari-hari banyak sekali permasalahan yang timbul disela-sela
aktivitas tersebut. Satu dari sebagian besar penyebab dari masalah-masalah
tersebut adalah lemahnya komunikasi. Sering sekali masalah komunikasi ini
menjadi pemicu timbulnya masalah besar di pekerjaan. Sehingga kadang ada
komentar “Kenapa sih Masih Ada Mis-Komunikasi, di Jaman Sistem Komunikasi dan
Informasi yang sudah secanggih sekarang?”
Di budaya kerja
beberapa perusahaan besar di Jepang,atau perusahaan Jepang di Indonesia, sudah
banyak yang menerapkan sistem komunikasi sederhana yang dikenal dengan HORENSO.
HORENSO merupakan
singkatan singkatan atau akronim dari bahasa Jepang yaitu:
- HOKOKU @ Report @ Melaporkan
- RENRAKU @ Communication
@ Menghubungi
/ komunikasi
- SODAN @ Consult/Discuss @
Konsultasi/Diskusi
Tujuannya adalah
untuk menciptakan lingkungan kerja dimana segala informasi terkomunikasikan dan
tersampaikan dengan cepat, tepat dan akurat, serta setiap progess suatu
aktivitas bisa diketahui oleh banyak orang karena adanya laporan yang intensif
(rutin). HORENSO sangat baik
dipahami dan dipraktekkan di tempat kerja secara rutin, terus menerus, sehingga
menjadi salah satu bentuk budaya di tempat kerja.
Hokoku
(Report / Melaporkan)
Hokoku adalah
pelaporan kemajuan suatu aktivitas, tugas yang diberikan atau permasalahan yang
terjadi. 3 hal penting yang ditekankan dalam Hokoku, yaitu fakta, metode dan
tujuan. Apa fakta dari suatu
aktivitas, kenapa harus dilakukan demikian dengan metode atau teknik bagaimana untuk mencapai suatu tujuan. Fakta menekankan pada
5W+2H (what, who, when, where, why, how, how much/many) dan TPO (time, place,
organization). Artinya pada saat anda melaporkan progress kegiatan atau tugas
yang diberikan, anda harus sudah siap dengan semua aspek tersebut (5W+2H),
serta selalu dilaporkan pada TPO yang tepat. Maksudnya waktunya tepat,
tempatnya tepat dan kepada bagian atau organisasi yang tepat.
Karakteristik
budaya kerja Jepang lebih mementingkan progress
suatu proses daripada result.
Ini sangat berbeda dengan budaya barat yang kental dengan nuansa result oriented. Jadi bila anda diberi
tugas, jangan lupa untuk selalu memberi laporan progress. Atasan anda yang
orang Jepang akan merasa senang bila diberi tahu kemajuan setiap aktivitas
sekecil apapun, karena mereka merasa dilibatkan dan bisa menjaga komunikasi
dengan baik bersama bawahannya.
Contoh simulasi
sebagai berikut. Suatu hari pada saat anda mulai bekerja, diketahui anak buah (sub-ordinate) anda tidak masuk kerja,
sehingga pada bagian anda kekurangan orang. Jadi ada fakta, di bagian anda
kekurangan orang. Atas kondisi ini, maka anda perlu melaporkan yang isi laporan
setidaknya mencakup hal-hal yang terdapat pada tabel / matriks sebagai berikut.
5W + 2H, TPO
|
Penjelasan
|
5W
|
What
|
Apa Informasinya
?
Adanya
kekurangan orang yang menggangu kelancaran produksi, karena tidak masuk
bekerja.
|
Who
|
Siapa yang terkait informasi tersebut?
Operator
Akhmad Subari
|
When
|
Kapan kejadiannya?
Start
hari ini 26 Januari 2015 s/d 4 Februari 2015
|
Where
|
Area mana yang berdampak? (Area kejadian)
Area
Proses Molding, Mesin 2.
|
Why
|
Alasan hal tersebut bisa terjadi?
Ybs
Cuti Tahunan
|
2H
|
How
|
Bagaimana cara menghindari dampak agar tidak lebih
buruk?
Bagaimana menangani permasalahan ini?
Mereschedule
proses yang seharusnya berjalan di mesin 2
|
How much /
How many
|
Berapa besar kerugian yang terjadi akibat hal ini?
Overtime
3 hari (4 jam/hari) untuk recovery produksi mesin 2
|
TPO
|
Time
|
Kapan anda akan melaporkan. Apakah pada saat briefing,
atau ketika sudah mulai bekerja.
Awal
shift tanggal 26 Februari 2015 (saat briefing pagi)
|
Place
|
Dimana anda akan melaporkan?
Di area
Produksi Molding
|
Organization
|
Kepada siapa anda melaporkan? Apakah kepada atasan atau
teman kerja yang lain?
Ke
atasan Produksi (Manager produksi), bawahan Produksi PPIC, HRD.
|
Renraku (Communication /
Menghubungi)
Renraku adalah Komunikasi
dengan rekan kerja,atasan dan bawahan di internal departemen maupun lintas
departemen mengenai pekerjaan yang sedang anda tangani. Progress pekerjaan anda
sebaiknya diinformasikan ke departemen lain yang mungkin terkait dengan
informasi tersebut. Hal ini membuka peluang masuknya ide-ide tambahan dari
bagian lain agar hasilnya menjadi lebih baik.
Biasanya komunikasi
antar departemen baru terjadi ketika ada permasalahan/komplain. Hal ini semakin
parah karena yang terjadi bukan semangat mencari solusi tetapi malah saling
menyudutkan, saling tuding dan saling menyalahkan. Misalnya komunikasi antara
departemen produksi dengan quality
control (QC). Ketika konsumen me-reject produk perusahaan, yang
terjadi adalah saling menyalahkan antara dua departemen tersebut. Jika hal ini
terjadi, tentu hubungan antar departemen tidak akan berjalan dengan baik.
Untuk menciptakan
sistem komunikasi yang efektif, perlu komunikasi terbuka dari dua arah, yang
terdiri dari;
a. Keterbukaan ke luar
(Share), yaitu kesediaan
untuk memberikan pengetahuan, bantuan kepada anggota lain atau bagian lain.
b. Keterbukaan ke dalam
(Open Minded), yaitu kesediaan
untuk menerima pengetahuan, bantuan dari anggota lain atau bagian / departemen
lain.
Beberapa hal berikut, juga harus diperhatikan agar
komunikasi (renraku)
semakin efektif.
Kualitas Komunikasi
|
Deskripsi
|
Openess
|
Adanya
keterbukaan, tidak ada yang ditutup-tutupi atau disembunyikan. Segala sesuatu
harus apa adanya dan apa yang sebenarnya.
|
Supportiveness
|
Saling
mendukung, saling memberikan manfaat semaksimal mungkin.
|
Positiviness
|
Berfikir dan bersikap
positif, melihat dan menilai sesuatu dari sisi positif.
|
Emphaty
|
Memahami
perasaan orang lain. Berpikir
di posisi lawan bicara “Andai saya di posisi dia,……”
|
Equality
|
Menciptakan suasana komunikasi yang
setara dan porsi yang
seimbang dalam membahas sesuatu.
|
|
|
Sodan (Consult / Konsultasi)
Sodan adalah konsultasi antara anda
dengan atasan, terutama apabila sedang menemui masalah di dalam pekerjaan. Apapun
dan sekecil apapun permasalahan ataupun keraguan yang dapat berpotensi
menyebabkan kesalahan atau kesalah pahaman, anda perlu konsultasikan.
Dalam budaya kerja Jepang, ada hal penting dalam menerapkan Sodan, dimana
sebelum anda maju ke atasan, anda diminta sudah mempunyai ide yang akan
dilakukan. Konsultasi dalam Sodan lebih ke arah diskusi ide/konsep dasar anda
untuk kemudian ”final touch” atau diperbagus
dan disetujui oleh atasan sebelum dilaksanakan. Jangan sesekali anda
maju/mengajukan permasalahan anda ke atasan
tanpa membawa ide solusi kepadanya dan jangan terlalu mengharapkan
atasan akan langsung memberi solusi terhadap kesulitan anda. Tidak jarang,
atasan menghendaki anda mampu menyelesaikan setiap masalah pekerjaan.