Energi merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari kegiatan manusia sehari-hari. Begitu juga dengan perusahaan, energy
merupakan hal penting dari operasional perusahaan. Sehingga penggunaannya pun
diperhitungkan. Sejalan dengan perkembangan dunia global saat ini, perusahaan berlomba-lomba
untuk bersaing menjual “produk dan jasa” dengan harga semurah mungkin dengan biaya
operasional serendah mungkin. Sehingga, penggunaan energy menjadi aspek penting
untuk efisiensi biaya operasional.
Penggunaan energy juga memberikan dampak
yang signifikan terhadap lingkungan, sehingga menjadi perhatian dunia untuk mengendalikan
penggunaannya. Dari penggunaan energy tersebut, dapat meningkatkan “gas rumah
kaca” atau “greenhouse gas” di atmosfir bumi, sehingga dapat menyebabkan
“Pemanasan Global” atau “Global Warming”.
Gambar 1.
Ilustrasi Efek Rumah Kaca
Beberapa
negara pun mulai bergerak dengan membuat aturan, undang-undang, peraturan dan
standard yang ditujukan untuk mengelola energi. Contohnya adalah Denmark dengan
DS2403:2001, Swedia dengan SS627750:2003, Irlandia dengan IS 393:2005, dan Spanyol
dengan UNE 216301:2007. Dari beberapa penerapan system manajemen energy oleh
Negara tersebut dijadikan International Organization for Standard atau ISO
sebagai acuan/referensi untuk membuat Standard Sistem Manajemen Energi yaitu ISO
50001 versi 2011. Indonesia sendiri pun tidak ketinggalan, pada tahun 2007
dikeluarkan Undang-undang No.30 tentang Energi dan Peraturan Pemerintah No.70
tentang Konservasi Energi, dan peraturan pelaksana tentang Manajemen Energi dikeluarkan
oleh Kementerian ESDM dengan Peraturan Menteri ESDM No.14 tahun 2012.
Konsep Penerapan EnMS ISO 50001:2011
Sistem Manajemen Energi (Energy Management
System / EnMS) ISO 50001:2011 dibuat untuk membantu organisasi/perusahaan untuk
meningkatkan kinerja energy termasuk di dalamnya adalah efisiensi penggunaan dan
konservasi energi. Dan juga untuk membantu perusahaan dalam mencegah dampak lingkungan
dari efek rumah kaca yang ditimbulkan dari gas rumah kaca.
Penerapan EnMS ISO 50001 juga dapat diintegrasi
dengan penerapan Sistem Manajemen yang sudah diterapkan oleh perusahaan.
Strategi yang akan diterapkan adalah dengan menjadikan EnMS ISO 50001 ini menjadi
bagian setiap proses di perusahaan. Misalnya terkait dengan proses perencanaan
proses/produk/bisnis, penggunaan energy menjadi bagian yang tidak terpisahkan, antara
lain: perencanaan penggunaan setiap peralatan/mesin/infrastruktur yang hemat energi,
menggunakan energi yang terbarukan (solarcell, etc).
Prinsip penerapan ISO 50001:2011,
menggunakan pendekatan prinsip PDCA (Plan-Do-Check-Action). Agar mempermudah perusahaan
menerapkan ISO ini, kami membuat Flow
Chart versi Sentral Sistem Consulting:
Gambar 2.
Konsep Penerapan ISO 50001 versi Sentral Sistem Consulting
Dari konsep
di atas ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan mengenai penerapan ISO
50001. Yaitu mengenai inputan untuk membuat perencanaan pengelolaan energy, antara
lain adalah:
·
Data penggunaan energi (Bahan bakar minyak, gas,
listrik, oli, dll)
·
Energy baseline data (jika ada), data ini diperoleh
dari product costing, process costing, atau ada kebijakan dari principal.
Misalnya XX Watt/Pcs, XX Joule/Pcs, XX Kwh/person, dll.
·
Data SEU (Significant Energy Uses) atau Penggunaan Energi
Signifikan, data ini diperoleh dari konsumsi energy peralatan, infrastruktur,
mesin, dll. Contohnya adalah boiler, genset, mesin produksi, dll.
Inputan di atas diperlukan untuk merencanakan
“Target dan Sasaran” Energi yang akan dicapai oleh perusahaan.
Penulis
Dody Indra Wisnu
HSE Quality
Tidak ada komentar:
Posting Komentar