Belajar Menerima Kritik
Adalah sifat alamiah manusia
tidak senang ketika menerima kritikan atau menerima teguran. Sering kali secara
tidak sadar kita malah beralih dari seharusnya fokus ke “isi kritikan”;
berbalik fokus ke mencari pembenaran (seolah kritikan tersebut tidak tepat).
Banyak sekali contoh keseharian yang kita temukan baik mendengar curhatan teman
atau contoh kita sendiri yang sebal ketika kita dikritik. Saya pribadi,
walaupun sering mengajarkan atau sharing mengenai hal ini, kenyataannya masih
sering merasa kesal ketika mendapat kritikan. Secara tidak sadar sering lari
dari fokus “isi” ke fokus mencari pembenaran. Namanya juga manusia (alasan
klasik ya ? J), tapi sebagai Manusia
kita harus terus belajar untuk menjadi lebih baik, lebih bermakna.
Berikut beberapa contoh aktual terkait topic ini :
·
Obrolan makan siang: masalah kritik kualitas
dari Customer: “Kemarin PT A complain keras ke kita, padahal masalah
tersebut cuma masalah kecil. Biasanya yang datang Bapak Baik, sekarang yang
datang Bapak Judes. Kalau sama Bapak Baik masalah ini mah tidak
dipermasalahkan. Si Bapak Judes aja yang lebay”.
o
Note : Sebenarnya memang ada masalah kualitas.
Seharusnya kita berterimakasih karena diberikan inputan, namun secara tidak
sadar kita jadi pindah fokus ke Si Bapak Judes yang kita anggap lebay.
·
Customer complain ke Sentral Sitem. Pada saat
sedang mengobrol santai, muncul obrolan sebagai berikut “Si Ibu Cerewet kalau
complain lancar banget …, padahal dia juga banyak masalah. Harusnya ngga cuma
complain tetapi dia juga mau melakukan koreksi diri”.
o
Note : Apa hubungannya karakter Ibu Cerewet
dengan masalah yang dia complain ? apakah jika si Ibu cerewet tidak
benar, lalu kita juga boleh ikut menjadi tidak benar ?
·
Curhatan orang. “Doraemon bisanya marah aja,
coba deh suruh dia yang kerjain, belum tentu juga dia bisa …., kita test aja
yo…, kita suruh dia mengerjakan dan kita lihat hasilnya”
o
Note : Kenyataannya memang produknya bermasalah,
lalu kenapa kita jadi mau mengetes di Doraemon ? Ini kan bukan ajang kontes adu
ilmu. Kenapa kita tidak fokus untuk menyelesaikan masalah ?
·
Kejadian ribut di salah satu perusahaan, salah
satu personal katakanlah Bapak Suka Games, main games di jam kantor, kemudian
ditegur sama temannya hingga terjadi keributan.
o
Bos : Kenapa kamu ribut ?
o
Bapak Suka Games : Iya Pak, saya mengerti saya
sebenarnya salah, tapi cara dia negur ngga benar, saya dibilangin malas.
Padahal saya kan baru main games sebentar.
o
Bos : Jadi kamu salah dunk
o
Bapak Suka Games : Iya Pak, tapi dia kan bisa
menegur saya dengan cara yang baik
o
Bos : kamu salah ngga ?
o
Bapak Suka Games : Kan tadi saya sudah bilang
Pak, kalau saya mengaku salah. Cuma si A itu juga perlu dikasih tahu supaya
bisa menegur orang dengan cara yang sopan. Kalau dia menegurnya enak, saya juga
ngga akan ribut
o
Bos : Saya kan bertanya kamu salah ngga ? Saya
kan ngga nanya cara si A menegur. Kalau kamu ngga main games, teman kamu
bakalan negur ngga ? Jangan fokus ke cara kritiknya, tapi fokus ke isi-nya.
·
Debat politik :
o
Presenter : “Kader partai Anda banyak yang kena
kasus korupsi, Bagaimana tanggapan Anda ?”
o
Partai Ngga Masalah : “Saya memiliki data yang akurat
mengenai data jumlah kader partai yang terkena kasus korupsi. Kalau dilihat,
Partai kami tidak termasuk partai yang besar angka korupsi kadernya. Ada partai
lain yang lebih besar angka korupsinya. Kenapa kok kami yang dikritisi ?”
o
Note : Apa kaitannya dengan jumlah korupsi di
partai lain ? kalau partai lain juga korupsi, lalu apakah Partai Ngga Masalah
juga boleh korupsi ??
Contoh tersebut adalah contoh
keseharian yang sering kita dengar, secara tidak disadari kita sering merasa
tidak nyaman ketika dikritisi, kemudian berargumen untuk mencari pembenaran,
atau dalam kadar yang lebih rendah, “Saya ngga sejelek itu kok”. Memangnya si
pengkritik bilang kamu jelek ya ? J
Lalu bagaimana triknya supaya
kita bisa senang menerima kritik ?? Berikut alternative trik yang mungkin bisa
membantu :
·
Rubah pola pikir Anda.
o
Tanamkan pola pikir “Kalau kita sempurna, tidak
akan ada celah untuk dikritik, jadi kritik itu benar adanya, tidak ada asap
jika tidak ada api”
o
Pikirkan Anda sedang bermain games, “kritik adalah
tantangan games Anda”, bila Anda berhasil menerima kritik dan melakukan
perbaikan maka Anda berhasil naik level. Untuk tahap Awal, targetkan untuk bisa
sampai ke level 3. Level 3 adalah level terberat untuk dilalui. Setelah Anda
berhasil melewati level 3, langkah selanjutnya relative lebih mudah karena Anda
sudah menjadi lebih open mind J
·
Langkah awal, diam saja ketika mendapatkan
kritik yang menyesakkan (note : Diam hanya saat Anda mendapat kritik pedas,
bukan saat diskusi atau tukar pendapat), supaya kita tidak terpancing
menggunakan emosi (bukan logika) untuk berargumen. Awalnya terasa sesak,
tapi itu adalah proses belajar menerima. Jika kita merasa ada mis-komunikasi,
ada pemahaman yang keliru dari pengkritik, bukan saat itu Anda berargumen.
Kenapa ??
o
Saat itu pengkritik sedang dalam kondisi
mengurui, lebih banyak menggunakan bahasa “dia”. Jika Anda berargumen, pada
umumnya pengkritik akan beranggapan Anda itu ngeyel, tidak open mind.
o
Saat itu mungkin emosi Anda sedang naik, jadi
omongan Anda bisa keluar tanpa terkontrol.
o
Diam adalah cara terbaik untuk meredam kritikan.
Jika ternyata
Anda benar, Anda bisa menyusun sanggahan setelah Anda berada dalam kondisi
berpikir secara logika dan menyampaikannya nanti saat pengkritik juga sedang
dalam kondisi berpikir secara logika. Jika Anda tidak biasa bicara, Anda bisa
menyanggahnya dalam bentuk tulisan.
Namun sering
juga yang terjadi malah sebaliknya, Anda bersyukur saat itu tidak ber-argumen karena
ternyata Anda memang masih memiliki kekurangan. Pendapat si pengkritik memang
beda dengan saya, tapi si Pengkritik ada juga benarnya. Dan kalau kita ikuti,
maka keahlian kita akan menjadi semakin lengkap, kita menjadi semakin sempurna.
Kritikan tersebut menjadi Games tantangan, dan kita harus menyelesaikan games
tersebut untuk bisa naik 1 level J
Jika Anda telah berhasil melewati
1 level, sharing dengan teman untuk berbagi kemenangan, dan Anda akan semakin
bersemangat untuk menerima kritik sebagai batu loncatan untuk membuat Anda
menjadi manusia yang lebih sempurna J
Sharing juga di milist Sentral Sistem, Anda akan mendapat souvenir menarik dari
Kami atas kesediaan Anda untuk berbagi J
Salam
Imanuel Iman
Satu-satunya cara untuk
menyelesaikan masalah,
untuk menjadi lebih baik adalah
MELALUI PERUBAHAN
Dan dimulai dari SAYA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar