Mengacu pada beberapa diskusi masalah
kemacetan Jakarta, Hampir semua orang menyatakan solusinya adalah pembatasan
kendaraan dan menambah jalan untuk bisa meningkatkan daya tampung kendaraan.
Secara teori solusi tersebut
benar, namun apakah solusi tersebut berlaku untuk segala jenis kemacetan
? Menurut saya solusi tersebut adalah solusi yang terlalu general. Tidak perlu
menjadi seorang ahli untuk bisa memberikan solusi seperti ini.
Salah satu kelemahan yang sering
terjadi dalam menyelesaikan suatu masalah, adalah menggeneralisasi masalah.
Seolah semua masalah adalah sama. Misalnya masalah kemacetan disemua area di
Jakarta, seolah terjadi karena penyebab yang sama. Akibat kita melihat
suatu masalah secara general, maka analisis yang kita lakukanpun
menjadi general.
Untuk bisa melihat masalah dengan
lebih tepat (akurat), untuk bisa menemukan solusi yang sesuai dengan
karakteristik masalah yang berbeda, kita perlu memecah-mecah masalah general
tersebut kedalam masalah yang lebih spesifik, yang memiliki karakteristik
masalah yang mungkin berbeda . Misalnya :
·
Ada masalah kemacetan karena antrian di pintu
tol,
·
Ada masalah kemacetan karena jalan yang
menyempit,
·
Ada masalah kemacetan karena tidak ada
alternative jalan lain sehingga semua melewati jalan tersebut,
·
dan berbagai masalah spesifik
lainnya.
Dengan dipecah-pecah menjadi masalah
yang spesifik, maka fokus analisa kita bisa menjadi lebih tajam, sehingga kita
bisa lebih tepat dalam menetapkan solusi sesuai karakteristik masalah pada
masing-masing kasus.
Berikut ini contoh analisa masalah
kemacetan yang saya pecah-pecah berdasarkan permasalahan spesifik untuk bisa
memberikan solusi yang sesuai :
1. Masalah
spesifik kemacetan yang terjadi di pintu tol yang dibuka setelah lampu merah.
Kemacetan terjadi akibat sumbatan dari mobil yang mau masuk pintu tol. Ada
beberapa sumber arus kendaraan (3 sumber arus jalan) yang mau masuk pintu tol,
ditambah lagi keruwetan karena adanya saling silang antara mobil yang mau masuk
tol versus mobil yang tidak mau masuk tol. Kondisi ini mengakibatkan terjadi
sumbatan yang cukup parah dan mengakibatkan kemacetan pada titik tersebut.
Contoh kemacetan ini adalah kemacetan yang terjadi di pintu tol tebet dari arah
semanggi. Pembuatan jembatan layang kurang efektif karena sumbatan justru
terjadi karena pintu tol setelah lampu merah, bukan karena lampu merah. Hal
yang sama terjadi di pintu tol rawamangun dari arah priuk. Untuk
mengatasi permasalahan ini adalah dengan membuka sumbatan kemacetan dengan cara
menutup pintu tol setelah lampu merah. Jika ingin masuk tol, silahkan masuk ke
gerbang berikutnya.
2. Masalah
spesifik kemacetan karena jakarta dijadikan area "numpang lewat".
Misalnya dari tangerang ingin ke bekasi, karena design jalan tol yang melewati
jakarta, maka saya menggunakan tol ini hanya untuk numpang lewat, akibatnya
terjadi penumpukan kendaraan. Sebenarnya sudah ada solusi untuk masalah ini,
yaitu dengan mempercepat proses pembangunan jalan tol outer ring road, sehingga
jakarta tidak dijadikan tempat "numpang lewat" dari satu lokasi ke
lokasi lainnya.
3. Masalah
spesifik kemacetan di Jalan tol cikampek salah satu penyebabnya akibat
ditutupnya kereta Jakarta-Bandung, Bandung-Jakarta. Dengan alasan rugi maka PT
KAI menutup kereta jurusan tersebut. Akibatnya orang tidak punya alternative
lain untuk ke Bandung. Bermunculan pula kendaraan penumpang untuk
mengangkut penumpang dari Jakarta ke Bandung dan sebaliknya. Seandainya kereta
tetap dibuka, dan dibuat nyaman plus diberikan subsidi sehingga biaya
transportasi Jakarta Bandung dengan kereta menjadi jauh lebih nyaman dan murah,
maka secara hukum ekonomi mobil penumpang akan berkurang. Demikian pula
kendaraan umum dari Jakarta ke Bandung dan sebaliknya.
4. Masalah
spesifik penyumbatan di keluaran tol. Tol tersumbat karena mobil yang keluar
terhambat. Contoh kasus ini adalah tol dalam kota keluaran mampang dari arah
cawang, yang berdampak kemacetan hingga tol cikampek. Sumbatan terjadi di
mampang, namun setelah melewati mampang mobil bisa jalan dengan sangat lancar.
Jika kita bisa buka sumbatan ini, maka kemacetan akan bisa dikurangi. Kalau
kita perhatikan kenapa banyak yang ingin keluar di daerah mampang, hal itu
terjadi karena mereka menghindari 3 in 1. Jika 3 in 1 ditiadakan, maka mungkin
sumbatan ini akan hilang sehingga kemacetan bisa dikurangi. Lagipula apa sih
efektifnya 3 in 1 ? Kenyataannya tidak bisa mengurangi pemakaian kendaraan,
jadi 3 in 1 adalah solusi yang menurut saya kurang tepat sasaran tapi tetap
dipertahankan.
5. Masalah
spesifik kemacetan yang terjadi pada jam tertentu, misalnya jam masuk kerja.
Untuk mengatasi masalah ini mungkin bisa diterapkan sistem mobil jemputan
gedung. Penerapan sistem ini sama seperti mobil jemputan karyawan di
pabrik-pabrik, sehingga bisa mengurangi volume kendaraan. Cara ini cukup
efektif karena banyak orang yang malas bawa kendaraan karena lebih enak duduk
tidur daripada harus bawa kendaraan dan stress
6. Masalah
kemacetan di jalan yang tersumbat karena jalan dipakai untuk parkir dan/ atau
dagang. Buka sumbatan tersebut, maka kemacetan akan berkurang.
7. Dan
masih banyak lagi masalah spesifik yang bisa dibedah untuk mengatasi kemacetan
sesuai karakteristik kemacetan dimasing-masing titik kemacetan.
Pada prinsipnya kita perlu
memecah-mecah masalah besar kedalam masalah-masalah yang lebih spesifik,
sehingga kita bisa fokus mencari solusi yang tepat sasaran.
·
Untuk kasus kemacetan, perlu dilakukan
pembedahan pada titik-titik sumbatan, sehingga aliran mobil bisa berjalan
dengan lebih lancar.
·
Dan untuk bisa lebih memahami detil masalah yang
spesifik, tugaskan masing-masing daerah untuk memikirkan solusi untuk mengatasi
sumbatan tersebut.
Jika ini dilakukan secara detil, saya
yakin masalah kemacetan bisa dikurangi dalam waktu yang cepat, sambil menunggu
solusi yang lebih komprehensive.
Metode yang sama bisa kita lakukan
untuk mengatasi permasalahan yang tidak kunjung terselesaikan pada perusahaan.
·
Pecah-pecah masalah menjadi masalah yang lebih
spesifik.
·
Kenali masalah yang sudah spesifik tersebut menggunakan
teori fakta bukan teori logika, sehingga tidak menimbulkan debat pendapat
·
Dan tetapkan solusi yang tepat sesuai masalah
yang sudah disepakati.
Semakin kita persempit masalah maka
kita akan bisa melihat masalah secara lebih fokus dengan melihat fakta yang
terjadi sekitar kasus spesifik tersebut. Dengan cara ini, analisa bisa
dilakukan lebih spesifik sesuai karakter masalah dan dilakukan berdasarkan
fakta bukan pendapat, sehingga solusi yang diberikan bisa lebih tepat sasaran
sesuai kondisi masalah yang ada.
Tidak ada satu obat yang bisa
menyembuhkan segala macam penyakit. Diagnosisi penyakitnya secara spesifik dan
berikan obat yang sesuai.
Best regards
Imanuel Iman
Penulis
Buku Transforming Organization
Sentral
Sistem Consulting
MTH Square Lt.3A, Jl.MT.Haryono
kav.10 No.2, Jakarta Timur
13330, (021)-29067201-03, (021)-29067204