Selasa, 28 Agustus 2012

Konsep Ergonomic


Apakah Ergonomik?
Biasanya orang menghubungkan ergonomik dengan resiko sakit pinggang, atau low back pain (LBP), hal ini karena permasalahan low back pain sangat dominan terjadi di keseharian.  atau ergonomic itu dipahami sebagai bahaya postur janggal. Bahaya Postur janggal atau risiko LPB merupakan salah satu bagian dari ilmu ergonomic. Konsep ergonomic adalah penyesuaian ke manusia (matching to The humans), bagaimana ilmu ini berupaya agar lingkungan kerja, mesin atau peralatan dan pekerjaan (task) matching ke manusia. Oleh karena itu prinsip kemampuan dan limitasi dari manusia di pelajari. Ergonomik berfokus ke manusia BUKAN mesin/tool/equipment,pekerjaan/task atau lingkungan.  Jadi tool, task dan lingkungan direkayasa sehingga matching atau cocok ke manusia. Semakin matching ke manusia maka akan tercipta produktifitas yang lebih baik atau terhindarnya dari penyakit akibat kerja.
                                             
Dikarenakan ilmu ergonomic mempunyai fokus manusia, maka ilmu ergonomik tidak mempunyai standar acuan tertentu. Standar acuan akan tergantung kepada ukuran tubuh manusia (Antropometri) dan hal yang lain sehingga pekerjaan atau kegiatan manusia lebih produktif.

Lingkungan Matching ke manusia
Kondisi lingkungan mengacu ke kondisi organ manusia, bagaimana  kebisingan, panas, bising, vibrasi dan lain-lain dipertimbangkan dalam pelaksanaan kerja sehingga tercipta lingkungan yang nyaman, sehat dan aman sehingga produktifitas optimal. Dalam hal ini lingkungan bisa dikatakan sebagai organisasi. Contoh beberapa contoh ergonomic yang berhubungan dengan lingkungan:
-          Penyesuaian besar pengukuran K3. Nilai kebisingan disesuaikan dengan kemampuan dan limitasi organ telinga dalam bekerja, sehingga secara kesehatan untuk beberapa desible suara akan mempengaruhi kesehatan pendengaran. Oleh karena itu diatur 85 dbA dalam 8 jam yang diperbolehkan. Dalam buku TLV dijelaskan bagaimana aturan kebisingan ini diseharusnya di kontrol.
-          Pembatasan intensitas cahaya menjadi acuan terhadap kemampuan mata bekerja
-          Setiap jam tubuh manusia memompa 280 liter darah ke seluruh tubuh atau dalam 12 jam sekitar 3400 liter yang dipompa. Jadi tak aneh ada orang yang terkena serangan jantung ketika berolah raga malam setelah seharian banyak melakukan aktifitas. Lingkungan yang menyenangkan selama berolahraga tidak memperhatikan limitasi atau kemampuan kerja jantung.
-          Pekerja akan lebih merasa nyaman bila diberi banyak keleluasaan berkreasi dalam pekerjaannya, tetapi kenyataannya perusahaan atau atasan memberikan ketentuan atau aturan yang malah semakin membatasi gerak kerja atau membatasi kreatifitas pekerja, sehingga timbulah kondisi tidak tidak matching ke pekerja. Pekerja menjadi jenuh atau bosan.  Kajian pengembangan ini kini berkembang lebih luas menjadi kajian organisasi yang menyimpulkan bahwa disain organisasi serta variable manejemennya adalah sesuatu yang penting  untuk memperoleh disain sistem kerja yang efektif.


Tool/ Alat Matching ke manusia
Kebanyakan mesin di Indonesia adalah  import. Mesin import ketika didesain pertamakali akan mempertimbanghkan fisik dan kerja mesin terhadap pekerjanya. Bila kondisi mesin import yang dibeli tidak fit dengan pekerja local maka timbulah masalah produktifitas dan bahkan gangguan kesehatan dan keselamatan kerja. Biasanya dengan mengatasi ini dilakukan seleksi penerimaan karyawan dengan persyaratan matching to mesin. Dan hal ini tidak sesuai dengan konsep ERGONOMIK.


Pernah mendengar tentang ceret ergonomic?


Ceret dengan desain ergonomic mempertimbangkan antropometri (ukuran tubuh) manusia yang menggunakannya, misalkan ;
-          ukuran panjang telapak tangan manusia Indonesia acuan tebal handle
-          panjang ibu jari menjadi acuan untuk menentukan posisi tombol
-          dimensi tombol dipertimbangkan terhadap ukuran ibu jari
-          dst
Kadang orang begitu bangga  dengan memiliki banyak produk import, padahal produk import mempunyai bentuk atau ukuran yang tidak sesuai dengan antropometri penduduk Indonesia.

Atau anda pernah melihat perubahan desain peralatan dokter?



Alat kedokteran terus berubah berdasarkan fungsi alat juga menyesuaikan ukuran tubuh dokter. Inputan ergonomic membuat banyak perubahan di alat. Konsep desain ergonomic dan konsep perubahan alat secara ergonomic kini menjadi ilmu yang terus berkembang pesat.

Task yang  Matching ke Pekerja
Bagaimana memilih pekerjaan yang mempunyai pelaksanaan kerja fisik yang ekstrim? Contoh pekerja regu pemadam kebakaran, dalam pelaksanaan kerjanya adalah operasi ektrim, bagaimana mereka dalam waktu cepat harus terus menerus memadamkan api? Pekerjaan sebagai regu pemadam kebakaran harus mempunyai ciri pekerja yang secara konsumsi okigen bisa prima (Kardiorespirasi) dan kebugaran yang baik dengan ditandai otot yang besar.
Proses Assembling di manufaktur (lihat gambar di bawah). Pekerja assembling suatu part banyak melakukan pekerjaan yang tidak normal (postur janggal). Dari interview terhadap pekerja yang sudah 12 bulan bekerja dengan kondisi seperti itu (lihat gambar), mereka mengatakan tidak ada masalah dengan otot mereka.  Terasa sakit pada  awal-awal mereka mulai bekerja saja, sekarang mereka terbiasa, dan tidak ada sakit.  Mereka melakukan berkali-kali, walau tidak ada keluhan yang dialami tetapi tetap hal tersebut dinyatakan sebagai postur janggal dan menghasilkan produktifitas yang rendah. Postur yang dilakukan tidak matching dengan posisi manusia yang seharusnya. Perubahan desain tempat kerja perlu dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan postur janggal pada pekerja.  Postur janggal dalam jangka waktu yang lama bisa mengakibatkan gangguan fungsi tubuh manusia.


Analisa dengan assessment ergonomic di PT Krama Yudha Ratu Motor- METODDA REBA- assessment ergonomic  seluruh tubuh dari task  seperti gambar ini rekomendasi perlu dilakukan perbaikan. 


Semoga Bermanfaat..

Salam Transformasi,


Rio Simbolon
Health Safety and Environmetal Consultant

Join Ur Milist, send your mail to Sentral Sistem Consulting or Marketing Promotion







Selasa, 07 Agustus 2012

3 Alat Manajemen



Terdapat 3 hal penting yang perlu diperhatikan Manajemen dalam mengelola perusahaan:

1.      Sistem Manajemen
  • Perusahaan yang baik seharusnya memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap sistem. Kelangsungan hidup perusahaan bisa lebih terjamin walaupun terjadi pergantian orang.
  • Sistem adalah arahan baku yang disusun untuk membantu seseorang dalam menjalankan suatu pekerjaan dengan tanpa kesalahan atau dengan kesalahan yang minimal.
  • Ukuran efektifitas sistem adalah pencapaian objectives proses. Walaupun perusahaan telah memiliki sistem, namun bila objectives proses masih belum tercapai, hal tersebut mengindikasikan bahwa sistem masih belum efektif dan perlu dilakukan perbaikan. Misalnya objectives proses pembelian adalah mendapatkan pemasok yang bisa memberikan produk yang berkualitas baik, tepat waktu, dan harga yang kompetitif. Ketika objectives tersebut tidak tercapai, maka sistem pembelian dikatakan kurang efektif dan perlu diperbaiki.
  • Sistem tidak membuat pekerjaan menjadi bertambah banyak, membuat pekerjaan menjadi kaku dan tidak flexible, membuat pekerjaan menjadi  lebih birokratis. Sistem justru bisa membantu perusahaan untuk bekerja dengan lebih efektif dan efisien. Jika sistem dirasakan sebagai hambatan, hal tersebut mengindikasikan sistem pada perusahaan perlu diperbaiki. Note: yang salah adalah orang yang membuat sistem, bukan sistem itu sendiri.
  • Ketika terjadi masalah maka tindakan perbaikan harus diakhiri dengan standarisasi sistem, sehingga masalah tersebut tidak terulang dikemudian hari. Note: kita tidak bisa merubah masa lalu (problem sudah terjadi), tapi kita bisa menciptakan masa depan (perbaikan dilakukan secara permanen sehingga masalah yang sama tidak terulang).



  • Ketika terjadi improvement, terobosan kreatif untuk meningkatkan performa, akhiri program improvement tersebut sampai ke standarisasi sistem, sehingga program improvement tersebut akan menjadi permanen. Misalnya inisiatif perbaikan sistem recruitment yang telah dilakukan oleh Manager HRD, bakukan inisiatif perbaikan tersebut menjadi suatu standard sistem recruitment.           

2.      Penetapan Target Perusahaan
  • Perusahaan perlu memiliki target sebagai acuan arah tujuan yang ingin dicapai.
  • Perusahaan perlu memiliki target dalam beberapa dimensi, tidak bisa hanya menetapkan target sales dan keuangan saja. Target keuangan menceritakan performa masa lalu, dan tidak bisa mengambarkan performa perusahaan masa depan.
  • Pembuatan target harus Top Down, tidak bisa dibuat berdasarkan inisiatif dari masing-masing bagian dan harus melalui suatu proses analisa yang mendalam.
o   Dimulai dari penetapan Visi, Misi, Kebijakan, Core value
o   Penetapan arahan strategi bersaing
o  Analisa kondisi lingkungan bisnis, analisa kondisi kompetisi, kekuatan- kelemahan-kesempatan-ancaman
o   Penetapan sasaran perusahaan
o   Baru kemudian di kembangkan menjadi sasaran departemen hingga sasaran personal
  • Dengan metode ini, target perusahaan bisa mengkerucut menuju ke satu titik tujuan perusahaan (visi perusahaan)

3.      Strategi untuk mencapai target
  • Target memang penting, memberikan arahan tujuan perusahaan. Namun target tanpa ‘rencana kerja (strategi) untuk mencapai target’ adalah mimpi.
  • Target yang tercapai tanpa adanya suatu ‘rencana kerja (strategi) untuk mencapai target’, biasanya kita sebut tercapai secara kebetulan (by accident). Perusahaan tidak bisa terus menerus mengandalkan faktor by accident. Perusahaan harus lebih mengandalkan tercapainya target by design.
  • Selain memiliki target, perusahaan perlu memiliki ‘rencana kerja (strategi) untuk mencapai target’, yang biasa dikenal dengan istilah activity plan.
  • Dikarenakan target bersifat memecahkan record, maka target tidak bisa dicapai dengan cara kerja yang sehari-hari dilakukan. Perlu terobosan kreatif untuk melakukan perubahan cara kerja. Terobosan kreatif tersebut dituangkan dalam ‘rencana kerja (strategi) untuk mencapai target’.
  • Target adalah hasil (result) sedangkan ‘rencana kerja (strategi) untuk mencapai target‘ adalah proses untuk mencapai target. Manajemen perlu lebih fokus mereview  hal berikut:
o   Isi rencana kerja (strategi) untuk mencapai target
o   Mereview pelaksanaan rencana kerja (strategi) untuk mencapai target
  • Ketika target tidak tercapai, perusahaan perlu memperbaiki ‘rencana kerja (strategi) untuk mencapai target.’ 


Salam Transformasi


Imanuel Iman
Penulis Buku Transforming Organization

Join Ur Milist, send your mail to Sentral Sistem Consulting or Marketing Promotion

Jumat, 03 Agustus 2012

Berpikir kreatif "Improvement tidak identik dengan biaya mahal"


Efisiensi adalah suatu hal yang penting di dalam dunia manajemen. Sebagai seorang anggota tim yang baik, kita memiliki tanggung jawab bukan hanya dalam membawa tim kita mencapai tujuan bersama, tetapi juga tanggung jawab dalam mencari cara terbaik untuk memecahkan setiap masalah yang terjadi.

Tetapi seringkali kita terkecoh saat menghadapi suatu masalah dan walaupun masalah tersebut terpecahkan, tetapi pemecahan yang ada bukanlah suatu pemecahan yang efisien dan justru malah terlalu rumit.

Mari kita coba lihat dalam dua kasus di bawah ini:

1.        Salah satu dari kasus yang ada adalah kasus kotak sabun yang kosong, yang terjadi di salah satu perusahaan kosmetik yang terbesar di Jepang. Perusahaan tersebut menerima keluhan dari pelanggan yang mengatakan bahwa ia telah membeli kotak sabun yang kosong.

Dengan segera para pimpinan perusahaan menceritakan masalah tersebut ke
bagian pengepakan yang bertugas untuk memindahkan semua kotak sabun yang telah dipak ke departemen pengiriman. Karena suatu alasan, ada satu kotak sabun yang terluput dan mencapai bagian pengepakan dalam keadaan kosong. Tim manajemen meminta para teknisi untuk memecahkan masalah tersebut.

Dengan segera, para teknisi bekerja keras untuk membuat sebuah mesin sinar X dengan monitor resolusi tinggi yang dioperasikan oleh dua orang untuk melihat semua kotak sabun yang melewati sinar tersebut dan memastikan bahwa kotak tersebut tidak kosong. Tak diragukan lagi, mereka bekerja keras dan cepat tetapi biaya yang dikeluarkan pun tidak sedikit.

Tetapi saat ada seorang karyawan di sebuah perusahaan kecil dihadapkan pada permasalahan yang sama, ia tidak berpikir tentang hal-hal yang rumit, tetapi ia muncul dengan solusi yang berbeda. Ia membeli sebuah kipas angin listrik untuk industri yang memiliki tenaga cukup besar dan mengarahkannya ke garis pengepakan. Ia menyalakan kipas angin tersebut dan setiap ada kotak sabun yang melewati kipas angin tersebut, kipas tersebut meniup kotak sabun yang kosong keluar dari jalur pengepakan.

2.       Pada saat NASA mulai mengirimkan astronot ke luar angkasa, mereka menemukan bahwa pulpen mereka tidak bisa berfungsi di gravitasi nol, karena tinta pulpen tersebut tidak dapat mengalir ke mata pena. Untuk memecahkan masalah tersebut, mereka menghabiskan waktu satu decade dan 12 juta dolar.

Mereka mengembangkan sebuah pulpen yang dapat berfungsi pada keadaan-keadaan seperti gravitasi nol, terbalik, dalam air, dalam berbagaipermukaan termasuk kristal dan dalam derajat temperatur mulai dari di bawah titik beku sampai lebih dari 300 derajat Celcius. Dan apakah yang dilakukan para orang Rusia? Mereka menggunakan pensil!

Moral cerita ini adalah yaitu selalu mencari solusi yang sederhana, sehingga bahkan orang bodoh sekalipun dapat melakukannya. Cobalah menyusun solusi yang paling sederhana dan memungkinkan untuk memecahkan masalah yang ada.

Maka dari itu, kita harus belajar untuk fokus pada solusi daripada pada berfokus pada masalah. "Bila kita melihat pada apa yang tidak kita punya di dalam hidup kita, kita tidak akan memiliki apa-apa. Tetapi bila kita melihat pada apa yang ada di tangan kita, kita memiliki segalanya."

Sumber: Fokus Pada Masalah atau Pada Solusi? - JRP Indonesia


Salam Transformasi

Imanuel Iman
Penulis Buku Transforming Organization

Join Ur Milist, Send your mail >> sspm@sentral-sistem.com or klik Sentral Sistem Consulting