Senin, 13 Juli 2015

Apa itu ISO 50001?



          Energi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan manusia sehari-hari. Begitu juga dengan perusahaan, energy merupakan hal penting dari operasional perusahaan. Sehingga penggunaannya pun diperhitungkan. Sejalan dengan perkembangan dunia global saat ini, perusahaan berlomba-lomba untuk bersaing menjual “produk dan jasa” dengan harga semurah mungkin dengan biaya operasional serendah mungkin. Sehingga, penggunaan energy menjadi aspek penting untuk efisiensi biaya operasional. 

          Penggunaan energy juga memberikan dampak yang signifikan terhadap lingkungan, sehingga menjadi perhatian dunia untuk mengendalikan penggunaannya. Dari penggunaan energy tersebut, dapat meningkatkan “gas rumah kaca” atau “greenhouse gas” di atmosfir bumi, sehingga dapat menyebabkan “Pemanasan Global” atau “Global Warming”.



Gambar 1. Ilustrasi Efek Rumah Kaca

Beberapa negara pun mulai bergerak dengan membuat aturan, undang-undang, peraturan dan standard yang ditujukan untuk mengelola energi. Contohnya adalah Denmark dengan DS2403:2001, Swedia dengan SS627750:2003, Irlandia dengan IS 393:2005, dan Spanyol dengan UNE 216301:2007. Dari beberapa penerapan system manajemen energy oleh Negara tersebut dijadikan International Organization for Standard atau ISO sebagai acuan/referensi untuk membuat Standard Sistem Manajemen Energi yaitu ISO 50001 versi 2011. Indonesia sendiri pun tidak ketinggalan, pada tahun 2007 dikeluarkan Undang-undang No.30 tentang Energi dan Peraturan Pemerintah No.70 tentang Konservasi Energi, dan peraturan pelaksana tentang Manajemen Energi dikeluarkan oleh Kementerian ESDM dengan Peraturan Menteri ESDM No.14 tahun 2012.

Konsep Penerapan EnMS ISO 50001:2011
          Sistem Manajemen Energi (Energy Management System / EnMS) ISO 50001:2011 dibuat untuk membantu organisasi/perusahaan untuk meningkatkan kinerja energy termasuk di dalamnya adalah efisiensi penggunaan dan konservasi energi. Dan juga untuk membantu perusahaan dalam mencegah dampak lingkungan dari efek rumah kaca yang ditimbulkan dari gas rumah kaca.

          Penerapan EnMS ISO 50001 juga dapat diintegrasi dengan penerapan Sistem Manajemen yang sudah diterapkan oleh perusahaan. Strategi yang akan diterapkan adalah dengan menjadikan EnMS ISO 50001 ini menjadi bagian setiap proses di perusahaan. Misalnya terkait dengan proses perencanaan proses/produk/bisnis, penggunaan energy menjadi bagian yang tidak terpisahkan, antara lain: perencanaan penggunaan setiap peralatan/mesin/infrastruktur yang hemat energi, menggunakan energi yang terbarukan (solarcell, etc). 

          Prinsip penerapan ISO 50001:2011, menggunakan pendekatan prinsip PDCA (Plan-Do-Check-Action). Agar mempermudah perusahaan menerapkan ISO ini, kami membuat Flow Chart versi Sentral Sistem Consulting:
 


Gambar 2. Konsep Penerapan ISO 50001 versi Sentral Sistem Consulting

Dari konsep di atas ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan mengenai penerapan ISO 50001. Yaitu mengenai inputan untuk membuat perencanaan pengelolaan energy, antara lain adalah:
·         Data penggunaan energi (Bahan bakar minyak, gas, listrik, oli, dll)
·         Energy baseline data (jika ada), data ini diperoleh dari product costing, process costing, atau ada kebijakan dari principal. Misalnya XX Watt/Pcs, XX Joule/Pcs, XX Kwh/person, dll.
·         Data SEU (Significant Energy Uses) atau Penggunaan Energi Signifikan, data ini diperoleh dari konsumsi energy peralatan, infrastruktur, mesin, dll. Contohnya adalah boiler, genset, mesin produksi, dll.

Inputan di atas diperlukan untuk merencanakan “Target dan Sasaran” Energi yang akan dicapai oleh perusahaan.

Penulis
Dody Indra Wisnu
HSE Quality 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar