Senin, 27 Juli 2015

Risk Based Thinking ISO 9001:2015



Salah satu perubahan pada DIS 9001:2015 yaitu hilangnya pasal terkait dengan Preventive action (pasal 8.5.3). Sadar atau tidak disadari penerapan Preventive action sebenarnya telah dilakukan oleh perusahaan seperti melakukan analisa-analisa terkait potensi masalah yang akan muncul saat menetapkan target perusahaan diawal tahun ataupun pelaksanaan kegiatan keseharian, tetapi hampir sama sekali tidak pernah ada bukti terkait yang menunjukan bahwa kita melakukan hal tersebut secara terstruktur (menjalankan preventive action). Sehingga sering dijumpai banyak perusahaan yang telah menerapkan sistem ISO 9001 tetapi kurang merasakan manfaatnya.

Untuk itu pada versi terbaru ISO 9001:2015 memberikan arahan kepada kita untuk melakukan pengendalian terhadap resiko yang ada disetiap proses. Dengan mengendalikan resiko di setiap proses, otomatis sistem manajemen perusahaan telah menerapkan sistem berbasis preventive action, yang mengharuskan perusahaan untuk menganalisa segala potensi resiko dan mengambil suatu tindakan sebelum permasalahan tersebut muncul atau terjadi (Risk Based Thinking).

Apa yang dimaksud dengan “Risk”? risk as the effect of uncertainty on an expected result. 
  • An effect is a deviation from the expected - positive or negative. 
  • Risk is about what could happen and what the effect of this happening might be 
  • Risk also considers how likely it is
Apa yang harus kita lakukan untuk mengendalikan “Risk”? memang didalam persyaratan versi terbaru tidak ada pernyataan secara tertulis bagaimana “Risk” harus dikendalikan, tetapi akan terlihat dari keefektifan sistem yang ada. Bagaimana cara pengendalian terhadap “Risk” agar setiap resiko yang berpotensi muncul disetiap proses dapat kita cegah dengan sistem yang baik secara lebih terstruktur?

  1. Lakukan identifikasi resiko yang mungkin muncul pada setiap proses yang ada diperusahaan. Jika kita menerapkan sistem terintegrasi misalkan QHSE maka Identifikasi resiko haruslah mempertimbangkan resiko terkait mutu, kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan.



Setelah dilakukan identifikasi terhadap resiko tuangkan didalam ruang lingkup proses yang telah kita buat.



2.   Tetapkan rencana untuk menghilangkan resiko yang mungkin akan muncul di setiap proses. Penetapan rencana kerja dapat kita masukan kedalam activity plan ataupun program kerja disetiap bagian. 

3. Implementasikan rencana yang telah ditetapkan. Setiap implementasi yang ada haruslah dibakukan kedalam sistem yang ditetapkan didalam perusahaan, sehingga sistem yang kita miliki dapat mengendalikan potensi resiko yang mungkin akan muncul.

 

 
4.  Check apakah tindakan yang kita lakukan telah efektif? Keefektifan tindakan dapat dilihat dari apakah terdapat masalah yang muncul.
Dengan melakukan pengendalian terhadap resiko disetiap proses yang ada didalam perusahaan diharapkan sistem yang ada didalam perusahaan dapat berjalan lebih efektif dan lebih efisien.

Semoga bermanfaat.

Penulis,
Agus Wahyudi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar