Rabu, 13 Juni 2012

Target vs Activity Plan, manakah yang lebih "PENTING" ??

    Target dan Rencana Kerja,

    pasangan yang tidak bisa di pisahkan

     
    target atau activity plan?” Hampir 90% peserta training menyatakan bahwa target lebih penting. Tanpa target kita tidak tahu ke mana tujuan kita. Pendapat ini bisa juga terjadi karena kebiasaan di perusahaan, yang menempatkan target sebagai fokus utama perusahaan. Namun berkaca pada teori di atas, bahwa target bisa dicapai melalui suatu rencana kerja yang baik, maka pernyataan target lebih penting menjadi kurang tepat.
     
    1. Target tanpa activity plan (rencana kerja untuk mencapai target) adalah mimpi. Kalaupun kita tidak memiliki activity plan, namun targetnya tercapai, biasanya itu tercapai karena faktor by accident. 
    2. Namun activity plan (program peningkatan) yang dilakukan tanpa dilandasi oleh target, tetap bisa menghasilkan suatu perubahan. Ambilah contoh sistem manajemen perusahaan Jepang yang menerapkan sistem partisipatif. Karyawan diharapkan berperan aktif dalam melakukan program perbaikan, baik melalui aktivitas grup kecil yang dikenal dengan istilah Quality Control Circle atau Gugus Kendala Mutu hingga suggestion system, usulan individu untuk melakukan perbaikan.
     
     
    Walaupun tidak dilandasi arahan target perusahaan, banyak perusahaan Jepang yang menerapkan sistem ini berhasil menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Di lain pihak, perusahaan yang memiliki target yang jelas namun tanpa kegiatan perbaikan apapun, berjalan di tempat. Namun perlu diingat, activity plan yang dilakukan tanpa dasar perencanaan target yang baik, akan membuat perusahaan melakukan improvement secara sporadis yang justru memperlambat pencapaian target besar perusahaan.


                                 Beralih dari fokus target ke fokus activity plan

    Contoh ini diambil dari project yang saya tangani, yakni menurunkan reject internal dan customer claim. Perusahaan itu sudah memiliki sertifikat ISO 9001. Mereka juga memiliki target dan sistem pelaporan target yang bagus dengan melakukan review pencapaian target setiap minggu. Awalnya saya cukup heran mengapa perusahaan dengan kondisi seperti ini masih tetap memiliki angka customer claim dan reject internal yang tinggi? Apa yang salah dengan perusahaan tersebut?
     
    >>info lebih lengkap tentang artikel ini, download di
     
     
    Regards,

    Imanuel Iman ~ Transforming Organization
    There Is Always Room for Improvement

Tidak ada komentar:

Posting Komentar